Kisah move on dari 1001 sensasi

oleh Dian Ariyani (24 Januari 2015)

Alhamdulillahirobbilalamin, Terimakasih Allah, kondisi saya uda 90% normal *ga berani takabur bilang 100%* big thanks n kecup mesrah to earlia natalie,angeline rike mahendra, chiko thanks artikel2nya, admin2 semua& member gai dimana saya belajar dalam diam :) alias silent reader melalui apa yang kalian share dan tulis lewat posting.

Keluhan saya bermula oktober 2014 setelah bertahun tahun sebelumnya ada masalah internal yang membuat saya kecewa berkepanjangan, depresi tidak ingin hidup, putus asa,menyesal,tertekan,kecemasan terhadap masa depan,ketakutan dan emosi2 negatif lainya akibat dr tumpukan masalah yang tidak dislesaikan dan dihadapi dengan baik, begitu lamanya menjadi seperti itu seperti tidak menemukan jalan untuk kembali sampai Tuhan memberikan sakit ini sebagai titik balik saya untuk mulai memegang kendali atas diri sendiri.

Diawali dengan keluhan rasa hangat dr punggung yang berpindah pindah ke telapak kaki makin lama makin panas seperti terbakar tapi suhu tubuh normal. Ngantuk yang teramat sangat setelah makan, sebelumnya ingin mati malah jadi takut mati, yang sebelumnya suka kesunyian dan sendiri- jadi gelisah dan takut kalo sendiri dalam sepi, yang sebelumnya tegar kuat dan mandiri mendadak jadi cengeng,lebay dan suka nangis, menguap terus menerus,kedutan dimana mana bahkan di kelopak mata kiri kedutan terus menerus tanpa henti, kram, kesemutan, merinding, kecemasan tanpa alasan, jantung berdetak keras, rasa melayang, rasa menjalar di kepala bawah membuat kepala seperti dibetot, berasa gempa bumi, tidak bisa tidur siang karena kaget2 bahkan suara pintu bisa membuat jantung saya berdetak lebih cepat, kebangun dengan perasaan mau end, saya jd cengeng dan merasa tidak mampu melakukan pekerjaan walo hanya cuci piring membuat saya stres, sempat berpikir antara sakit syaraf apa menopose dini krn ada rasa kebakar. Sampai akhirnya ke dokter ketika mengalami rasa menjalar yg membuat kepala bawah kaku. Takut strok.

Ke dokter disimpulkan bahwa saya mengalami apa yang disebut reflux asam lambung, disinilah untuk pertama kalinya dalam hidup tau istilah 'reflux' dan berkat kata kunci ini juga saya jd bisa mencari tau tentang apa yang saya alami, setelah sebelumnya prasangka bermunculan dari yang mistik sampe yang horor macem kanker. Berasa ga percaya krn saya merasa ga sakit perut hehe lambung ga ada nyeri. Tp saya ikuti resep dokter utk 7hr dan diharuskan kontrol apabila tidak ada perbaikan, ternyata setelah 7hr obat habis belum membaik. Terpikir apakah harus kontrol lagi? Yang artinya kudu minum obat lagi?sampai kapan? Saya berpikir bahwa saya harus tau akar permasalahannya, di titik itu saya masih ga 'ngeh' bahwa penyebabnya begitu dekat dengan diri saya sendiri, blm yakin bahwa otak stres saya biang keladinya, seperti diketahui 'Justru orang yg benar2 stres ga merasa kalo dirinya stres'.

Dari situ mencoba sebisa saya untuk open mind, Saya mulai mencari tau apa yg saya alami dan ketemu sama grup ini banyak membaca dan jd lebih tau apa yang harus saya lakukan utk hadapi ini.

Saya memulai dengan berusaha menormalkan ph tubuh saya, dengan minum lemon hangat, yangvterpikir ketika itu adalah makanan yg ber ph tinggi saya searching dan menemukan bahwa lemon ber ph 9, dan di hari pertama minum efeknya terasa saya lebih berenergi dan mulai bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Karena tubuh berasa meriang di dalam saya berpikir harus memberinya cukup cairan, terpikir untuk banyak makan buah yang berair seperti semangka melon, timun, pir, dan minum cukup air. Ternyata sangat nyaman saya rasakan. Karena makanan makanan itu memberi saya efek positif maka Selanjutnya saya membuat pola makan yang saya patuhi makan di jam yg sama. Makan buah 2jam sblm makan. Jus sayuran di sore dan malam hari serta vit B. Saya juga mulai menyelesaikan satu2 masalah yg mengendap termasuk mengambil keputusan untuk melakukan oprasi fam, yg selama ini juga menjadi sumber kecemasan saya. Memperbaiki hubungan dengan Tuhan, meminta maaf kepada, suami ibu dan anak.

Setiap akan tidur malam saya bicara dengan tubuh saya meminta maaf karena selama ini tidak menjaga dengan baik, dan tidak memberikan istirahat yang cukup krn suka tidur terlalu larut dan bekerja tanpa istirahat. Mengutarakan dan menyelesaikan dengan baik endapan2 emosi serta pikiran saya pada sahabat saya tercinta (suami) dengan jujur tanpa jaim, melepaskan ego yg saya genggam kuat selama ini, melepaskan keinginan yg tidak realistis dan menjalani apa yang ada dengan rasa syukur. Apakah selesai?belum. Tentu ada masalah yang tidak bisa saya slesaikan dan bereskan karena terbentur pada batasan2, walo saya berusaha menyelesaikannya, maka saya memilih untuk meletakkan beban itu dan membungkusnya dan menyerahkan sepenuhnya pada Sang Sutradara Agung agar diberikan penyelesaian yang terbaik.

Saat cemas datang saya bicara pada Tuhan baik melalui tahajud maupun spontan. Saat berusaha utk sembuh, apa yang membuat saya yakin adalah bahwa di grup uda banyak yang sembuh terutama chiko dan earlia. Saya mengikuti apa yang mereka posting dan langkah apa yg dilakukan. Saya membaca keluhan teman2 di grup dan mencatat solusinya. Dalam prosesnya sensasi juga datang silih berganti dan bekal dari grup membuat saya tidak takut menghadapi sensasi sekaligus menyelesaikannya dari herbal tea sampe jus kubis berefek positif pada saya. Mulai rutin olah raga jalan kaki dan berenang walau saat itu sempat takut air takut mandi Sampai akhirnya Januari 2015 saya kembali normal. Saya bs hadapin oprasi saya dan bahkan puasa pre dan pasca oprasi bs saya jalani dengan baik.